Sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia mengumpulkan para murid-Nya untuk kembali bertemu dengan Dia. Ketika sepertinya para penentang Yesus berkuasa memutarbalikkan kebenaran, di mana sebelumnya “menang” dengan menyalibkan Yesus (ayat 11 – 15), namun dalam ayat 18 Yesus-lah Pribadi yang Paling Berotoritas di bumi dan di sorga, karena Ia-lah Tuhan atas semesta. Semua otoritas ada di tangan-Nya.
Berdasarkan otoritas-Nya, Yesus memberikan perintah kepada murid-murid-Nya dalam ayat 19 – 20 yang merupakan perintah terakhir-Nya yang dicatat di dalam Injil Matius. Dalam bahasa aslinya (Yunani), dua ayat ini hanya mengandung dua perintah di mana perintah yang pertama yaitu kata-kata “…jadikanlah semua bangsa murid-Ku…” (hanya kata ‘jadikanlah’ yang bersifat imperative (kata perintah), sedangkan kata ‘pergilah’, ‘baptislah’, dan ‘ajarlah’ bersifat participle (kata kerja atau benda))
Meskipun ada banyak hal yang dapat diperintahkan Yesus, mengapa perintah ini yang Ia sampaikan untuk dilakukan? Ini menunjukkan bahwa bagi Tuhan Yesus, sebelum Ia ke sorga, menghasilkan murid Kristus merupakan hal yang sangat penting (namun bukan berarti hal-hal lain tidak penting atau kalah penting). Para murid harus kembali menghasilkan murid dari segala bangsa. Dapat disimpulkan bahwa adalah kerinduan Yesus sendiri agar dari semua bangsa dihasilkan murid-murid Kristus.
Apa itu murid?
Dalam konteks saat itu, seorang murid tidak hanya seorang terpelajar, yang belajar dari gurunya, melainkan juga seorang pengikut dan pengabdi (dalam Mat 10:24, Luk 6:40, hubungan guru dan murid disejajarkan dengan hubungan antara tuan dan hamba; relasi yang menggambarkan pengabdian). Dengan demikian, seorang murid Kristus berarti adalah seorang yang mengabdikan seluruh hidupnya hanya kepada Yesus sebagai yang terutama dan segala-galanya. Itulah mengapa Tuhan Yesus memberikan pernyataan yang keras ketika banyak orang berduyun-duyun mengikuti-Nya (Luk 14:25 – 35). Ia meminta agar mereka memikirkan harga yang harus dibayar untuk mengikut Yesus, yaitu mencintai Yesus lebih dari semua orang terdekat bahkan hidupnya sendiri, menderita demi Dia, dan rela melepaskan hal yang paling berharga demi Yesus. Seorang murid Kristus adalah seorang pengabdi Kristus.
Apa itu pemuridan?
Dalam Mat 28:19 – 20, terkandung beberapa hal dalam perintah untuk menghasilkan murid Kristus. Kata ‘baptislah’, ‘ajarlah’ dalam bahasa aslinya berbentuk present active participle. Bentuk present menunjukkan bahwa tindakan tersebut dilakukan terus-menerus. Menghasilkan murid Kristus merupakan tindakan yang tidak dilakukan sekali saja, atau kadang-kadang. Ke manapun para murid pergi, mereka diminta menghasilkan murid Kristus.Dalam memuridkan ada konsistensi.
Bentuk active menunjukkan bahwa tindakan membaptis dan mengajar melibatkan peran aktif para rasul. Meskipun kelahiran kembali, pertobatan, pertumbuhan rohani datangnya dari Allah, namun manusia tidak boleh pasif dalam pemuridan. Allah memnta kita juga terlibat secara aktif dalam pemuridan.
Untuk menjadikan murid, Yesus menyampaikan mengenai membaptis ke dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Baptis merupakan simbol seseorang telah ditenggelamkan, dipersekutukan dengan Allah Tritunggal. Mengapa manusia harus dipersekutukan dengan Allah? Karena manusia telah berdosa, dan hubungan manusia dengan Allah menjadi rusak sehingga harus dipulihkan kembali. Manusia harus dikembalikan kepada Allah. Menghasilkan murid Kristus melibatkan penginjilan. Dengan demikian, dalam memuridkan, orang dibawa kepada pengenalan yang benar akan Allah sehingga memiliki relasi yang benar dengan Allah.
Selain membaptis, Yesus juga menyebutkan mengenai mengajar agar orang yang diajar melakukan semua yang telah Tuhan perintahkan. Dalam pemuridan, ada pengajaran firman Tuhan yang baik dan benar yang disampaikan. Namun demikian, dalam memuridkan tidak hanya membawa orang untuk tahu banyak tentang pengajaran firman Tuhan, melainkan membawa mereka untuk menaati-Nya. Dapat disimpulkan bahwa pemuridan adalah proses menghasilkan murid, yaitu membawa orang untuk menjadi milik Allah, mengenal Allah, dan menaati Allah seumur hidup.
KK dan pemuridan
Ada banyak cara untuk melakukan dan mengalami pemuridan. Kelompok Kecil (KK) merupakan salah satunya. Tuhan Yesus melakukan 3 macam pendekatan dalam pelayanan-Nya, yaitu massa, pribadi, dan kelompok. Hal yang menarik adalah Yesus paling banyak menghabiskan waktu secara intensif untuk sekelompok kecil murid-Nya. Bahkan dalam pelayanan pribadi dan massa yang Ia lakukan, beberapa kali dinyatakan kelompok kecil-Nya turut menyertai-Nya. banyak sekali pengajaran Yesus ditujukan kepada para murid-Nya. mereka menjadi orang-orang yang paling tahu hidup dan pengajaran Yesus serta yang meneruskan pekerjaan misi Allah setelah Yesus menyelesaikan bagian misi-Nya di dunia.
Persekutuan Besar yang diadakan secara rutin di sekolah, kampus, kantor, Ibadah Minggu di gereja sudah seharusnya merupakan wadah pemuridan. Namun salah satu wadah yang efektif dalam pemuridan adalah KK. Melalui apa yang Yesus lakukan dalam memuridkan para murid-Nya, kita melihat beberapa hal yang seharusnya menjadi penekanan dalam KK. Jika Yesus menggunakan waktu sekitar 3 tahunan untuk mengelompokkecilkan murid-murid-Nya, tidak bisa tidak dalam KK ada waktu yang harus dicurahkan dalam pemuridan. Jika Yesus mengajar dan mengajak murid-murid-Nya mengikut Dia (Mrk 8:34 – 35, mengikut Aku dalam bahasa aslinya berarti mengikuti setiap jejak langkah Yesus), tidak bisa tidak dalam KK ada teladan yang dibagikan, yaitu teladan Kristus yang berjuang dihidupi oleh setiap personel KK. Sebagaimana Yesus yang memberikan pengajaran dan meminta untuk dilakukan, sudah seharusnya di dalam KK tidak hanya terdapat pembahasan firman melainkan juga ada penerapan dari setiap firman yang dibagikan; ada proyek ketaatan firman dalam setiap pertemuan KK.
Jikalau kepada kita telah disediakan wadah KK dan KTB, mari lihat wadah-wadah ini sebagai sarana yang efektif dalam pemuridan. Harus tetap diingat bahwa KK bukan sekedar wadah curhat, belajar Alkitab, bagi hidup dan pengalaman. Kelompok Kecil adalah metode, tujuannya adalah Kristus, agar kita makin menunjukkan karakter murid Kristus, dan makin mengabdikan seluruh hidup kita kepada Kristus.
Ketika dalam Alkitab pengikut Kristus disebut murid Kristus, yang artinya bahwa seorang Kristen adalah seorang murid, terlibat dalam proses memuridkan adalah kewajaran dan bukan pilihan. Ketika di sekolah, di kampus, ada wadah KK dan KTB (Kelompok Tumbuh Bersama), hayati sebagai sarana membentuk hidup yang berpusatkan pada Kristus. Menjadi alumni, bukan berarti berhenti menjadi murid. Mengabdi kepada Kristus dan menghasilkan pengabdi Kristus adalah panggilan seumur hidup. Tetaplah terlibat dalam proses pemuridan, terlibatlah dalam KTB-KTB alumni, dengan firman Tuhan menempati porsi utama, bahkan ketika berkeluarga muridkanlah setiap orang yang ada dalam keluarga. Bayangkan apa yang akan terjadi di bangsa dan negara ini jika di sekolah-sekolah, kampus-kampus, keluarga-keluarga, gereja-gereja, dan kantor-kantor, muncul murid-murid Kristus?
Pemuridan dan Penyertaan Allah
Tidak ada suatu hal yang dapat berhasil tanpa Allah terlibat di dalamnya. Pemuridan tidak akan berhasil tanpa Allah bekerja di dalamnya. Itulah mengapa, dalam Mat 28:18 – 20, Yesus memberikan perintah kedua sesudah perintah memuridkan yaitu“…ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (kata ketahuilah berbentuk imperative, atau perintah). Sebagaimana pemuridan adalah seumur hidup, meski tidak harus PKK akan seumur hidup memimpin AKK-nya karena Allah bisa hadirkan orang lain untuk memuridkannya berkaitan situasi dan kondisi mereka, penyertaan Allah juga nyata bahkan sampai kepada akhir zaman. Karena visi pemuridan ini adalah dari Allah, Ia-lah juga yang berkenan atas wadah pemuridan dan Ia pasti menggenapi visi-Nya. Mungkin ada orang-orang yang begitu cepat bertumbuh di dalam KK, namun ada juga yang sepertinya lambat berubah. Harus tetap diingat bahwa pembaruan hidup datangnya dari Allah, karena kuasa Allah dan dalam waktu Allah. Satu hal yang pasti, penyertaan Allah sudah seharusnya membawa kepada pengharapan dan ketekunan. Di atas semuanya itu, rindukah engkau terlibat dalam pemuridan ini? Seperti apakah KK atau KTB yang engkau ikuti, apakah semakin membawa setiap anggotanya menjadikan Kristus sebagai yang terutama dalam hidup bahkan lebih utama daripada hidup?
oleh: Abraham Tonapa, S.Si.
0 komentar:
Posting Komentar