Selamat Datang!!!

Admin - Selamat datang di blog PMK STAN Angkatan '05

Selamat menikmati isi dari blog ini

Semoga dapat menjadi berkat bagi kita semuanya

dan mampu menjadi media komunikasi yang efektif

"Kamu sangat berarti

Istimewa dihati

Selamanya rasa ini

Jika tua nanti

Kita tlah hidup masing-masing

Ingatlah hari ini"

Ada Waktu Dimana Orang Akan Berhenti Melangkah

on Jumat, 06 Maret 2009

Ada waktu dimana orang akan berhenti melangkah, melihat kembali masa-masa yang telah ia jalani, dan aku saat ini mengalami hal itu. Masa dimana kebahagiaan itu ada, masa dimana kenangan manis terukir, atau mungkin masa dimana segala sesuatunya baik-baik saja. Namun ada juga masa dimana masalah datang silih berganti, masa dimana beban yang ada serasa melebihi kapasitas sebagai manusia, masa dimana merasa menjadi orang paling malang di dunia ini, atau masa-masa sukar lainnya. Akh, kalau aku memandang ke belakang, rasanya antara percaya dan tidak kalau aku telah melewati masa-masa seperti itu. Mungkin masa-masa bahagia bagiku akan dengan mudahnya terlewati, tapi tunggu dulu… bagaimana dengan masa-masa sukarku? Bagaimana saat aku merasa kecewa, gagal, sedih, dan masa-masa yang begitu tak terbayangkan akhirnya dapat aku lewati?



Aku baru sadar kalau aku telah dapat mengatasi itu semua. Kembali aku mengingat masa-masa itu lagi dengan detail. Setiap bagian demi bagian aku coba ingat lagi. Lama aku memikirkannya, bagaimana saat itu aku mengatasi semua masalahku dan beban yang ada. Benarkah aku yang mengatasi setiap masalahku? Benarkah itu? Atau hanya aku saja yang merasa hal itu telah selesai dan sekarang menjadi masa laluku, namun sebenarnya sampai sekarang tak pernah terselesaikan? Aku coba mengingat-ingat lagi.

…………….

Ya, semuanya ternyata telah selesai!!! Aku mulai ingat lagi masa-masa itu dengan jelas… ketika aku merasa lemah, ketika aku jatuh, ketika aku…. menemukan Mazmur 23

Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Daud adalah seorang Raja Israel. Namun dia juga pernah menjadi gembala bagi kambing domba milik keluarganya. Daud yang menjaga dombanya dengan sepenuh hati, tak pernah lalai dalam menjaga dombanya. Ketika ada serigala atau hewan buas lainnya yang berusaha memangsa dombanya, Daud akan menjaga dombanya agar tetap aman dengan cara Daud sendiri yang akan menghadapi dan menghalau hewan buas tersebut.

Dari pengalamannya inilah akhirnya Daud merasa dirinya seperti domba, dan ia memerlukan gembala. Ia akhirnya menemukannya di dalam TUHAN.

Saat ia mengalami masa yang sukar, dimana segalanya serasa… namun inilah pengakuan Daud:

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau bersamaku!Sebuah pengakuan yang hebat di tengah kondisi hebat yang tengah dialaminya! Kondisi yang sebenarnya memungkinkan Daud untuk menjadi semakin lemah dan depresi! Ada satu keyakinan kalau hanya Allah satu-satunya yang mampu memberikan dia segalanya.

Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, bukan padang yang tandus, Ia membimbing aku ke air yang tenang, bukan air yang penuh dengan gelombang. Daud percaya bahwa Allah yang akhirnya aktif untuk menolongnya, membaringkan dan membimbing ke tempat yang membuat Daud menjadi segar kembali. Dan satu lagi, Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya… He leadeth me in the paths of righteousness for his name’s sake.

Dan seorang gembala tidak akan pernah mencelakakan dombanya, justru hal-hal yang baik yang akan diberikan gembala kepada dombanya.

Betapa beruntungnya Daud ketika ia mengalami pergumulan dan akhirnya ia menyadari hal di atas. Menyadari bahwa tetap ada Allah yang menjadi gembalanya dan senantiasa menuntun ia yang lemah.

Adakah gembala yang lebih baik dari Dia?

Dan adakah domba yang tidak memerlukan gembala?

Aku laksana seekor domba yang menggantungkan hidupnya kepada sang gembala. Aku berjalan mengikuti Dia kemanapun Ia membawaku. Aku merasa aman dalam lindunganNya.

Tiada lagi ketakutan ketika aku berada di dekatNya. Tiada lagi keraguan dalam hidupku untuk terus melangkah, melanjutkan perjalanan hidupku bersamaNya.

Aku kembali melihat hidupku sekarang. Masih adakah keraguan untuk terus melanjutkan perjalanan hidupku? Kalau saat ini ada masalah, Allah yang sama masih tetap menjadi Gembalaku. Lalu mengapa aku khawatir? Kalau masalahku yang dahulu bisa terselesaikan, mengapa aku masih bimbang untuk menghadapi masalahku sekarang?

Ya Tuhan, aku ingin terus melanjutkan perjalanan ini dan berpetualang bersamaMu, serta terus mengalami pertolonganMu dalam hidupku. Ya, satu pengalaman yang takkan pernah terlupakan kalau aku bisa hidup dekat denganMu.




0 komentar:

Posting Komentar